Tingginya Permintaan Seafood Dunia Menginspirasi Industri Kemasan Ekspor-Impor

Kebanyakan penggemar sushi di seluruh dunia tidak akan dapat membedakan asal-usul ikan yang Ia konsumsi. Apakah itu ikan segar atau ikan yang diimpor menggunakan kargo udara. Semua itu adalah berkat kerjasama yang solid dari maskapai penerbangan, freight forwarder, operator bandara, dan produsen kemasan ekspor.

Konsumsi makanan laut di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat sebanyak 21 persen pada tahun 2025, menjadi 178 juta ton, dengan dominasi Asia sebesar 73 persen dari angka total konsumsi. Pada waktu yang sama, Norwegia juga memprediksi angka ekspor hasil lautnya akan berkembang hingga mencapai 500 persen hingga 20 tahun ke depan.

Ketentuan bagi eksportir untuk mengemas hasil laut mereka dibuat sangat ketat untuk menjaga kualitas produk. Sebagai contoh adalah hasil laut dalam kategori makanan beku yang harus dikemas dalam kemasan dengan suhu yang stabil, yaitu -18°C.

Meskipun kontainer pengangkut telah dibuat khusus untuk produk hasil laut, alur pengecekan standar kemasan produk tidak berhenti disini. Di dalam kabin pesawat, operator bandara akan kembali mengecek suhu dalam kemasan untuk memastikan kesegaran produk hasil laut.

Asia adalah pasar yang sangat besar untuk kegiatan ekspor-impor hasil laut. Konsumen di Asia menginginkan produk hasil laut yang segar dan berkualitas. Tingginya permintaan ini membuat produsen kemasan untuk terus berinovasi menciptakan kemasan pengiriman yang mampu mengakomodasi pengiriman produk hasil laut yang mampu menjaga kualitas hingga ke mancanegara.

––––

Disadur dari artikel asli oleh STAT Times pada link https://www.stattimes.com/seafood-demand-adds-more-flavour-to-global-air-cargo-industry

KOMENTAR